STOMATA PADA TUMBUHAN
STOMATA
I. PENGERTIAN
Daun merupakan penghasil makanan bagi
tumbuhan. Pada daun terdapat 3 lapisan yaitu epidermis atas, epidermis bawah,
mesofil. Pada bagian epidermis bawah daun terdapat stomata. Stomata (tunggal: stoma)
adalah suatu celah pada epidermis yang dibatasi oleh dua sel penutup yang
mengelilingi pori-pori kecil yang disebut stoma dan yang berisi kloroplas serta
mempunyai bentuk maupun fungsi yang berlainan dengan epidermis. Kata stomata
berarti mulut di Yunani karena mereka mengijinkan komunikasi antara lingkungan
internal dan eksternal tanaman.
II. FUNGSI STOMATA
Fungsi utama stomata adalah untuk memungkinkan
gas seperti karbon dioksida, uap air dan oksigen untuk bergerak dengan cepat
masuk dan keluar dari daun. Stoma mengambil CO2 dari udara untuk dijadikan
bahan fotosintesis, mengeluarkan O2 sebagai hasil fotosintesis. Stomata ibarat
hidung kita dimana stomata mengambil CO2 dari udara dan mengeluarkan O2,
sedangkan hidung mengambil O2 dan mengeluarkan CO2. Selain stomata, tumbuhan
tingkat tinggi juga bernafas melalui lentisel yang terletak pada batang.
Stomata ditemukan pada semua bagian di atas tanah tanaman termasuk kelopak
bunga, tangkai, lembut rumputan batang dan daun. Mereka terbentuk pada tahap
awal perkembangan ini berbagai organ tanaman dan karena itu mencerminkan
kondisi lingkungan di mana mereka tumbuh. Fungsi stomata selanjutnya adalah untuk sebagai
jalan masuknya CO2 dari udara pada proses fotosintesis dan sebagai jalan penguapan (transpirasi).
Sel yang mengelilingi stomata atau biasa disebut dengan sel tetangga berperan
dalam perubahan osmotik yang menyebabkan gerakan sel penutup.
Sel penutup letaknya dapat sama tinggi, lebih
tinggi atau lebih rendah dari sel epidermis lainnya. Bila sama tinggi dengan
permukaan epidermis lainnya disebut faneropor, sedangkan jika menonjol atau
tenggelam di bawah permukaan disebut kriptopor. Setiap sel penutup mengandung
inti yang jelas dan kloroplas yang secara berkala menghasilkan pati. Dinding
sel penutup dan sel penjaga sebagian berlapis lignin.
III.
MACAM – MACAMNYA
Berdasarkan hubungan ontogenetik antara sel
penjaga dan sel tetangga, stomata dapat dibagi menjadi tiga tipe, yaitu:
1.
Stomata mesogen, yaitu sel tetangga dan sel penjaga asalnya sama.
2.
Stomata perigen, yaitu sel tetangga berkembang dari sel protoderm yang
berdekatan dengan sel induk stomata.
3.
Stomata mesoperigen, yaitu sel-sel yang mengelilingi stomata asalnya
berbeda, yang satu atau beberapa sel tetangga dan sel penjaga asalnya sama,
sedangkan yang lainnya tidak demikian.
Pada tumbuhan dikotil, berdasarkan susunan sel
epidermis yang ada di samping sel penutup dibedakan menjadi empat tipe stomata,
yaitu:
a.
Anomositik, sel penutup dikelilingi oleh sejumlah sel yang tidak beda
ukuran dan bentuknya dari sel epidermis lainnya. Umum pada Ranuculaceae,
Cucurbitaceae, Mavaceae.
b.
Anisositik, sel penutup diiringi 3 buah sel tetangga yang tidak sama
besar. Misalnya pada Cruciferae, Nicotiana, Solanum.
c.
Parasitik, setiap sel penutup diiringi sebuah sel tetangga/lebih dengan
sumbu panjang sel tetangga itu sejajar sumbu sel penutup serta celah. Pada
Rubiaceae, Magnoliaceae, Convolvulaceae, Mimosaceae.
d.
Diasitik, setiap stoma dikelilingi oleh 2 sel tetangga yang tegak lurus
terhadap sumbu panjang sel penutup dan celah. Pada Caryophylaceae, Acanthaceae.
IV.
STRUKTUR ANATOMI DAN MORFOLOGI
Kesinambungan epidermis terputus-putus oleh
lubang-lubang kecil sekali. Bagian tersebut adalah ruang antar sel yang
dibatasi oleh dua sel yang khas disebut dengan sel penjaga. Sel penjaga
bersama-sama dengan lubang di antaranya membentuk stoma. Pada banyak tumbuhan
dapat dibedakan antara sel tetangga atau sel pelengkap. Sel tersebut secara morfologi
berbeda dari sel epidermis yang khas dan merupakan dua atau lebih sel yang
membatasi sel penjaga, yang tampaknya ada hubungan fungsional. Stoma
bersama-sama sel tetangga jika ada disebut perlengkapan stomata atau kelompok
stomata.
Gambar di bawah ini merupakan contoh stomata
pada Rapanea vinosa dan Clusia ciruva di jaringan epidermis bawah.
Jaringan epidermis pada kedua tumbuhan
tersebut, memiliki tambahan berupa stomata yang di dekatnya terdapat sel
penjaga. Sel tetangga biasanya berkembang dari sel protoderm yang berbatasan
dengan sel induk stomatas, tetapi dapat juga berkembang dari sel seasal induk
stomata (de Bary, 1877) seperti yang dikutip dari Anatomi Tumbuhan karya A.
Fahn. Seperti yang telah disebutkan di atas, berdasarkan hubungan ontogenetik
antara sel penjaga dan sel tetangga, stomata dapat dibagi menjadi tiga tipe:
stomata mesogen, yaitu sel tetangga dan sel penjaga asalnya sama; stomata
perigen, yaitu sel tetangga berkembang dari sel protoderm yang berdekatan
dengan sel induk stomata; dan stomata mesoperigen, yaitu sel-sel yang
mengelilingi stomata asalnya berbeda, yang satu atau beberapa sel tetangga dan
sel penjaga asalnya sama, sedangkan yang lainnya tidak demikian.
Stomata biasa ditemukan pada bagian tumbuhan
yang berhubungan dengan udara, terutama di daun, batang biasa, dan rizom. Tidak
pada akar dan seluruh permukaan beberapa tumbuhan yang bersifat parasit tanpa
klorofil, sepertiu misalnya Monotropa dan Neottia. Akan tetapi, pada Orobanche,
meskipun juga tanpa klorofil stomata ditemuka pada batangnya. Stomata terdapat
pada beberapa tumbuhan air yang melayang tetapi tidak umum. Stomata dapat juga
ditemukan pada daun mahkota, tangkai sari (contohnya pada Colchicum), daun
buah, dan biji, tetapi biasanya stomata tersebut tidak berfungsi.
Di bawah stomata dan menuju langsung ke arah
mesofil ada ruang antar sel yang disebut ruang substomata. Komposisi kimia
dinding sel penjaga sama dengan yang ada pada sel epidermis biasa tumbuhan yang
sama. Biasanya sel epidermis tersebut tertutup kutikula yang lazimnya berlanjut
pada dinding tersebut yang menghadap depan apertur dan juga sampai kepada sel
yang berbatasan dengan ruang substomata.
V. OPTIMAL UKURAN
LUBANG STOMATA
Teori Optimasi, pertama kali diusulkan oleh
Ian Cowan dan Graham Farquhar (1977) menunjukkan bahwa pertukaran gas tanaman
adalah optimal jika tanaman adalah memaksimalkan fotosintesis pada tingkat
rata-rata tertentu transpirasi. Ini rasio fotosintesis untuk transpirasi
mendefinisikan efisiensi penggunaan air sesaat (WUE) tanaman. The WUE daun,
bila dibandingkan dengan prinsip-prinsip ekonomi, bisa dianggap analog dengan
tingkat bunga pada sumber daya yang diinvestasikan. Sumber daya diinvestasikan
dalam hal ini adalah air terjadi, sedangkan bunga adalah karbon yang diperoleh
melalui fotosintesis. Ukuran diafragma optimal stomata adalah satu di mana
tingkat bunga, WUE, dimaksimalkan sebagai perubahan kondisi lingkungan. lubang
stomata biasanya akan bervariasi dalam menanggapi perubahan intensitas cahaya,
defisit saturasi uap air ambient dan ketersediaan air tanah. Seperti perubahan
diafragma stomata, laju fotosintesis dan transpirasi akan bervariasi karena
ukuran pori akan memberikan perlawanan yang sesuai dengan difusi CO2 ke dan H2O
keluar dari daun. Kebalikan dari resistensi ini dapat dihitung sebagai
konduktansi untuk kedua gas di permukaan daun.
VI.
KONDUKTANSI STOMATA
Tanaman ahli biologi biasanya mengukur
konduktansi stomata menggunakan alat khusus yang disebut IRGA (Infra Red Gas
Analyzer).
Alat ini memungkinkan seseorang untuk menjepit
daun ke dalam ruang dan fraksi mol relatif CO2 dan uap air memasuki dan
meninggalkan ruang dimonitor dari waktu ke waktu. Menyentuh daun termokopel
suhu di dalam ruangan sehingga suhu daun dapat dimonitor dalam hubungannya
dengan suhu udara yang keluar ruangan. Suhu daun digunakan untuk menentukan
konsentrasi molar jenuh uap air di dalam ruang udara antar sel daun. Ketahanan
terhadap difusi uap air dari dalam daun ke aliran udara melewati daun dihitung
dari selisih antara konsentrasi molar uap air jenuh di dalam ruang udara daun
di aliran udara melewati daun. Resistensi akan meningkat dengan penurunan
ukuran aperture stomata. The konduktansi stomata untuk uap air menurun sebagai
meningkatkan daya tahan. Karena H2O memiliki massa molekul lebih ringan
daripada CO2, air biasanya berdifusi 1,6 kali lebih cepat daripada CO2. The
konduktansi untuk CO2 ke daun akan menjadi 0,625 kali konduktansi untuk H2O
keluar dari daun.
Sebagai menurun konduktansi stomata, WUE akan
meningkat jika pengurangan fotosintesis lebih rendah dari penurunan
transpirasi. Tanaman jenis ini biasanya menunjukkan respon fisiologis stress
kekeringan ringan. Dalam cekaman kekeringan berat, mesin biokimia fotosintesis
dapat menjadi rusak. Akibatnya, WUE akan berkurang konduktansi stomata menurun
jika penurunan fotosintesis menjadi lebih besar dari pengurangan transpirasi.
VII.
PENYERAPAN POLUTAN UDARA
Meskipun fungsi fisiologis stomata alamat
kontrol pertukaran gas yang dibutuhkan untuk metabolisme tanaman, pintu gerbang
ke suasana yang disediakan oleh struktur tanaman memungkinkan transportasi
gratis gas yang tidak disengaja. polutan udara seperti sulfur dioksida, karbon
monoksida dan nitrogen oksida dapat menyerang daun melalui jalur stomata ini
gas asing hanya memperoleh konsentrasi yang signifikan di seluruh dunia sejak
pertengahan Holosen (dan pada kenyataannya, terutama sejak Revolusi Industri.
), ketika manusia dimulai emisi besar-besaran polusi udara ini sebagai
oleh-produk manufaktur dan pembakaran. Sebagai akibat perubahan tanaman banyak
spesies pengalaman fungsi metabolisme, sering termasuk pengurangan tingkat
pertumbuhan atau perubahan morfologi langsung. Kadang-kadang efek yang rumit
untuk mengevaluasi karena efek patogen yang tidak terkait atau stres lainnya
dapat beroperasi secara bersamaan dalam suatu ekosistem tertentu, terutama di
locales mana manusia mengerahkan kehadiran kuat.
B.
MEKANISME MEMBUKA DAN MENUTUPNYA STOMATA
Stomata dapat membuka dan menutup yang
berdasarkan pada ketentuan – ketentuan tertentu untuk berlangsungnya aktivitas
tersebut. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yang diantaranya adalah
adanya faktor turgiditas. Turgiditas disini merupakan kandungan air yang dapat
mempengaruhi kerja stomata. Stomata akan terbuka apabila terdapat kandungan air
yang sanagtlah melimpah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar